1. Membatasi Akses ke Jaringan
A. Membuat Tingkatan Akses
Pembatasan-pembatasan dapat dilakukan sehingga memperkecil peluang penembusan oleh pemakai yang tak diotorisasi, misalnya :
1. Pembatasan login.
Login hanya diperbolehkan :
·
Pada terminal tertentu.
·
Hanya ada waktu dan hari tertentu.
Pembatasan dengan call-back
(login dapat dilakukan siapapun. Bila telah sukses login, sistem segera
memutuskan koneksi dan memanggil nomor telepon yang telah disepakati, Penyusup
tidak dapat menghubungi lewat sembarang saluran telepon, tapi hanya pada saluran
telepon tertentu).
2. Pembatasan jumlah
usaha login
Login dibatasi sampai tiga kali
dan segera dikunci dan diberitahu ke administrator.
Semua login direkam dan sistem
operasi melaporkan informasi-informasi berikut :
·
Waktu, yaitu waktu pemakai login.
·
Terminal, yaitu terminal dimana pemakai login.
3. Tingkat akses yang
diizinkan (read / write / execute / all)
B. Mekanisme Kendali Akses
Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi pemakai (user authentication). Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu:
Masalah identifikasi pemakai ketika login disebut otentifikasi pemakai (user authentication). Kebanyakan metode otentifikasi didasarkan pada tiga cara, yaitu:
Sesuatu yang diketahui pemakai, misalnya :
1.
Password
2.
Kombinasi kunci
3.
Nama kecil ibu mertua
4.
Sesuatu yang dimiliki pemakai, misalnya :
5.
Badge
6.
Kartu identitas
7.
Kunci
Dan sebagainya
Sesuatu mengenai (ciri) pemakai, misalnya :
1.
Sidik jari.
2.
Suara.
3.
Foto.
4.
Tanda tangan.
C. Waspada terhadap Rekayasa Sosial
1.
Mengaku sebagi eksekutif yang tidak berhasil
mengakses, menghubungi administrator via telepon / fax.
2.
Mengaku sebagai administrator yang perlu
mendiagnosa masalah network, menghubungi end user via email / fax / surat.
3.
Mengaku sebagai petugas keamanan e-commerce,
menghubungi customer yang telah bertransaksi untuk mengulang kembali
transaksinya di form yang disediakan olehnya
4.
4. Pencurian surat, password.
5.
5. Penyuapan, kekerasan.
D. Membedakan
Sumber Daya Internal dan Eksternal
Memanfaatkan teknologi firewall yang
memisahkan network internal dengan network eksternal dengan rule tertentu.
E. Sistem Otentikasi User
Sistem otentikasi user adalah
proses penentuan identitas dari seseorang yang sebenarnya, hal ini diperlukan
untuk menjaga keutuhan (integrity) dan keamanan (security) data. Pada proses
ini seseorang harus dibuktikan siapa dirinya sebelum menggunakan layanan akses.
Upaya untuk lebih mengamankan proteksi password, antara lain :
Upaya untuk lebih mengamankan proteksi password, antara lain :
1.
Salting
Menambahkan string pendek ke string password yang diberikan pemakai
sehingga mencapai panjang password tertentu.
2.
One Time Password
Pemakai harus mengganti password secara teratur. Upaya ini membatasi peluang password telah diketahui atau dicoba-coba pemakai lain.
Pemakai harus mengganti password secara teratur. Upaya ini membatasi peluang password telah diketahui atau dicoba-coba pemakai lain.
Bentuk ekstrim pendekatan ini adalah one time password, yaitu pemakai
mendapat satu buku berisi daftar password. Setiap kali pemakai login, pemakai
menggunakan password berikutnya yang terdapat di daftar password.Dengan one
time password, pemakai direpotkan keharusan menjaga agar buku passwordnya
jangan sampai dicuri.
3.
Satu Daftar Panjang Pertanyaan dan Jawaban
Variasi terhadap password adalah mengharuskan pemakai memberi satu daftar pertanyaan panjang dan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya dipilih pemakai sehingga pemakai mudah mengingatnya dan tak perlu menuliskan di kertas.
Pertanyaan berikut dapat dipakai, misalnya :
Variasi terhadap password adalah mengharuskan pemakai memberi satu daftar pertanyaan panjang dan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya dipilih pemakai sehingga pemakai mudah mengingatnya dan tak perlu menuliskan di kertas.
Pertanyaan berikut dapat dipakai, misalnya :
·
Siapa mertua abang ipar Badru?
·
Apa yang diajarkan Pak Harun waktu SD?
·
Di jalan apa pertama kali ditemukan simanis?
Pada saat login, komputer memilih salah satu dari pertanyaan-pertanyaan
secara acak, menanyakan ke pemakai dan memeriksa jawaban yang diberikan.
4.
Tantangan Tanggapan (Chalenge Response).
Pemakai diberi kebebasan memilih suatu algoritma, misalnya x3. Ketika pemakai login, komputer menuliskan di layar angka 3. Dalam kasus ini pemakai mengetik angka 27. Algoritma dapat berbeda di pagi, sore, dan hari berbeda, dari terminal berbeda, dan seterusnya.
Contoh produk otentikasi user, antara lain :
1) Secureid ACE (Access Control Encryption)
Sistem token hardware seperti kartu kredit berdisplay, pemakai akan menginput nomor pin yang diketahui bersama, lalu memasukkan pascode bahwa dia pemilik token.
2) S/key (Bellcore)
Sistem software yang membentuk one time password (OTP) berdasarkan informasi login terakhir dengan aturan random tertentu.
3) Password Authentication Protocol (PAP)
Protokol dua arah untuk PPP (Point to point Protocol). Peer mengirim pasangan user id dan password, authenticator menyetujuinya.
4) Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP)
S/key pada PAP, protocol 3 arah, authenticator mengirim pesan tantangan ke peer, peer menghitung nilai lalu mengirimkan ke authenticator, authenticator menyetujui otentikasi jika jawabannya sama dengan nilai tadi.
5) Remote Authentication Dial-in User Service (RADIUS)
Untuk hubungan dial-up, menggunakan network access server, dari suatu host yang menjadi client RADIUS, merupan system satu titik akses.
6) Terminal Access Controller Access Control System (TACACS)
Protokol keamanan berbasis server dari CISCO System. Secury\ity Server terpusat dengan file password UNIX, database otentikasi, otorisasi dan akunting, fungsi digest (transmisi password yang tidak polos)
Pemakai diberi kebebasan memilih suatu algoritma, misalnya x3. Ketika pemakai login, komputer menuliskan di layar angka 3. Dalam kasus ini pemakai mengetik angka 27. Algoritma dapat berbeda di pagi, sore, dan hari berbeda, dari terminal berbeda, dan seterusnya.
Contoh produk otentikasi user, antara lain :
1) Secureid ACE (Access Control Encryption)
Sistem token hardware seperti kartu kredit berdisplay, pemakai akan menginput nomor pin yang diketahui bersama, lalu memasukkan pascode bahwa dia pemilik token.
2) S/key (Bellcore)
Sistem software yang membentuk one time password (OTP) berdasarkan informasi login terakhir dengan aturan random tertentu.
3) Password Authentication Protocol (PAP)
Protokol dua arah untuk PPP (Point to point Protocol). Peer mengirim pasangan user id dan password, authenticator menyetujuinya.
4) Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP)
S/key pada PAP, protocol 3 arah, authenticator mengirim pesan tantangan ke peer, peer menghitung nilai lalu mengirimkan ke authenticator, authenticator menyetujui otentikasi jika jawabannya sama dengan nilai tadi.
5) Remote Authentication Dial-in User Service (RADIUS)
Untuk hubungan dial-up, menggunakan network access server, dari suatu host yang menjadi client RADIUS, merupan system satu titik akses.
6) Terminal Access Controller Access Control System (TACACS)
Protokol keamanan berbasis server dari CISCO System. Secury\ity Server terpusat dengan file password UNIX, database otentikasi, otorisasi dan akunting, fungsi digest (transmisi password yang tidak polos)
2. Melindungi
Aset Organisasi
A. Secara Adminsistratif / fisik
A. Secara Adminsistratif / fisik
·
Rencana kemungkinan terhadap bencana
·
Program penyaringan calon pegawai system
informasi
·
Program pelatihan user
·
Kebijakan akses network
B. Secara Teknis
B.1. Penerapan Firewall
Istilah pada penerapan Firewal
B.1. Penerapan Firewall
Istilah pada penerapan Firewal
Bastion Host
Sistem komputer yang harus memiliki tingkat sekuritas yang
tinggi karena sistem ini rawan sekali terhadap serangan hacker dan cracker,
karena biasanya mesin ini diekspos ke network luar (Internet) dan merupakan
titik kontak utama para user dari internal network.
Packet Filtering
Aksi dari suatu devais untuk mengatur secara selektif alur
data yang melintasi suatu network. Packet filter dapat memblok atau
memperbolehkan suatu paket data yang melintasi network tersebut sesuai dengan
kebijaksanaan alur data yang digunakan (security policy).
Perimeter Network
Suatu network tambahan yang terdapat di antara network yang
dilindungi dengan network eksternal, untuk menyediakan layer tambahan dari
suatu sistem security. Perimeter network juga sering disebut dengan DMZ
(De-Millitarized Zone).
Keuntungan Firewall :
Keuntungan Firewall :
Firewall merupakan fokus dari segala keputusan sekuritas.
Hal ini disebabkan karena Firewall merupakan satu titik tempat keluar masuknya
trafik internet pada suatu jaringan.
Firewall dapat menerapkan suatu kebijaksanaan sekuritas.
Banyak sekali service-service yang digunakan di Internet. Tidak semua service
tersebut aman digunakan, oleh karenanya Firewall dapat berfungsi sebagai
penjaga untuk mengawasi service-service mana yang dapat digunakan untuk menuju dan
meninggalkan suatu network.
Firewall dapat mencatat segala aktivitas yang berkaitan
dengan alur data secara efisien. Semua trafik yang melalui Firewall dapat
diamati dan dicatat segala aktivitas yang berkenaan dengan alur data tersebut.
Dengan demikian Network Administrator dapat segera mengetahui jika terdapat
aktivitas-aktivitas yang berusaha untuk menyerang internal network mereka.
Firewall dapat digunakan untuk membatasi pengunaan
sumberdaya informasi. Mesin yang menggunakan Firewall merupakan mesin yang
terhubung pada beberapa network yang berbeda, sehingga kita dapat membatasi
network mana saja yang dapat mengakses suatu service yang terdapat pada network
lainnya.
Kelemahan Firewall :
Firewall tidak dapat melindungi network dari serangan
koneksi yang tidak melewatinya (terdapat pintu lain menuju network tersebut).
Firewall tidak dapat melindungi dari serangan dengan metoda
baru yang belum dikenal oleh Firewall.
Firewall tidak dapat melindungi dari serangan virus.
Pilihan klasifikasi desain Firewall :
1. Packet Filtering
Sistem paket filtering atau sering juga disebut dengan
screening router adalah router yang melakukan routing paket antara internal dan
eksternal network secara selektif sesuai dengan security
policy yang digunakan pada network tersebut.
Informasi yang digunakan untuk menyeleksi paket-paket tersebut adalah:
Informasi yang digunakan untuk menyeleksi paket-paket tersebut adalah:
IP address asal
IP address tujuan
Protocol (TCP, UDP, atau ICMP)
Port TCP atau UDP asal
Port TCP atau UDP tujuan
Beberapa contoh routing paket selektif yang dilakukan oleh
Screening Router :
Semua koneksi dari luar sistem yang menuju internal network
diblokade kecuali untuk koneksi SMTP
Memperbolehkan service email dan FTP, tetapi memblok
service-service berbahaya seperti TFTP, X Window, RPC dan ‘r’ service (rlogin,
rsh, rcp, dan lain-lain).
Selain memiliki keuntungan tertentu di antaranya aplikasi
screening router ini dapat bersifat transparan dan implementasinya relatif
lebih murah dibandingkan metode firewall yang lain, sistem paket filtering ini
memiliki beberapa kekurangan yakni tingkat security-nya masih rendah, masih
memungkinkan adanya IP Spoofing, tidak ada screening pada layer-layer di atas
network layer.
2. Application Level
Gateway (Proxy Services)
Proxy service merupakan aplikasi spesifik atau program
server yang dijalankan pada mesin Firewall, program ini mengambil user request
untuk Internet service (seperti FTP, telnet, HTTP) dan meneruskannya
(bergantung pada security policy) ke host yang dituju. Dengan kata lain
adalah proxy merupakan perantara antara internal network dengan eksternal
network (Internet). Pada sisi ekternal hanya dikenal mesin proxy tersebut,
sedangkan mesin-mesin yang berada di balik mesin proxy tersebut tidak terlihat.
Akibatnya sistem proxy ini kurang transparan terhadap user yang ada di dalam
Sistem Proxy ini efektif hanya jika pada konjungsi antara internal dan eksternal network terdapat mekanisme yang tidak memperbolehkan kedua network tersebut terlibat dalam komunikasi langsung. Keuntungan yang dimiliki oleh sistem proxy ini adalah tingkat sekuritasnya lebih baik daripada screening router, deteksi paket yang dilakukan sampai pada layer aplikasi. Sedangkan kekurangan dari sistem ini adalah perfomansinya lebih rendah daripada screening router karena terjadi penambahan header pada paket yang dikirim, aplikasi yang di-support oleh proxy ini terbatas, serta sistem ini kurang transparan.
Arsitektur dasar firewall :
Sistem Proxy ini efektif hanya jika pada konjungsi antara internal dan eksternal network terdapat mekanisme yang tidak memperbolehkan kedua network tersebut terlibat dalam komunikasi langsung. Keuntungan yang dimiliki oleh sistem proxy ini adalah tingkat sekuritasnya lebih baik daripada screening router, deteksi paket yang dilakukan sampai pada layer aplikasi. Sedangkan kekurangan dari sistem ini adalah perfomansinya lebih rendah daripada screening router karena terjadi penambahan header pada paket yang dikirim, aplikasi yang di-support oleh proxy ini terbatas, serta sistem ini kurang transparan.
Arsitektur dasar firewall :
Dual-Homed Host (Dual Homed Gateway / DHG)
Sistem DHG menggunakan sebuah komputer dengan (paling
sedikit) dua network-interface. Interface pertama dihubungkan dengan jaringan
internal dan yang lainnya dengan Internet. Dual-homed host nya sendiri
berfungsi sebagai bastion host (front terdepan, bagian terpenting dalam
firewall).
Dual Homed Gateway
Screened-Host (Screened Host Gateway/ SHG)
Pada topologi SHG, fungsi firewall dilakukan oleh sebuah
screening-router dan bastion host. Router ini dikonfigurasi sedemikian sehingga
akan menolak semua trafik kecuali yang ditujukan ke bastion host, sedangkan
pada trafik internal tidak dilakukan pembatasan. Dengan cara ini setiap client
servis pada jaringan internal dapat menggunakan fasilitas komunikasi standard
dengan Internet tanpa harus melalui proxy.
Screened Host Gateway
Screened Subnet (Screened Subnet Gateway/ SSG)
Firewall dengan arsitektur screened-subnet menggunakan dua
screening-router dan jaringan tengah (perimeter network) antara kedua router
tersebut, dimana ditempatkan bastion host. Kelebihan susunan ini akan terlihat
pada waktu optimasi penempatan server.
Screened Subnet Gateway
B.2. Penerapan Virtual Privat Network (VPN)
Defenisi VPN
Virtual Private Network atau Jaringan Pribadi Maya sesungguhnya sama dengan Jaringan Pribadi (Private Network/PN) pada umumnya, di mana satu jaringan komputer suatu lembaga atau perusahaan di suatu daerah atau negara terhubung dengan jaringan komputer dari satu grup perusahaan yang sama di daerah atau negara lain. Perbedaannya hanyalah pada media penghubung antar jaringan. Kalau pada PN, media penghubungnya masih merupakan milik perusahaan/grup itu sendiri, dalam VPN, media penghubungnya adalah jaringan publik seperti Internet.
Dalam VPN, karena media penghubung antar jaringannya adalah jaringan publik, diperlukan pengamanan dan pembatasan-pembatasan. Pengamanan diperlukan untuk menjaga agar tidak sebarang orang dari jaringan publik dapat masuk ke jaringan pribadi. Yang dikecualikan hanyalah orang-orang yang terdaftar atau terotentifikasi terlebih dahulu yang dapat masuk ke jaringan pribadi. Pembatasan diperlukan untuk menjaga agar tidak semua orang atau user dari jaringan pribadi dapat mengakses jaringan publik (internet).
Cara membentuk VPN
1. Tunnelling
Sesuai dengan arti tunnel atau lorong, dalam membentuk suatu VPN ini dibuat suatu tunnel di dalam jaringan publik untuk menghubungkan antara jaringan yang satu dan jaringan lain dari suatu grup atau perusahaan.yang ingin membangun VPN tersebut. Seluruh komunikasi data antarjaringan pribadi akan melalui tunnel ini, sehingga orang atau user dari jaringan publik yang tidak memiliki izin untuk masuk tidak akan mampu untuk menyadap, mengacak atau mencuri data yang melintasi tunnel ini. Ada beberapa metode tunelling yang umum dipakai, di antaranya: IPX To IP Tunnelling, atau PPP To IP Tunnelling
IPX To IP tunnelling biasa digunakan dalam jaringan VPN Novell Netware. Jadi dua jaringan Novell yang terpisah akan tetap dapat saling melakukan komunikasi data melalui jaringan publik Internet melalui tunnel ini tanpa kuatir akan adanya gangguan pihak ke-3 yang ingin mengganggu atau mencuri data. Pada IPX To IP tunnelling, paket data dengan protokol IPX (standar protokol Novell) akan dibungkus (encapsulated) terlebih dahulu oleh protokol IP (standar protokol Internet) sehingga dapat melalui tunnel ini pada jaringan publik Internet. Sama halnya untuk PPP To IP tunnelling, di mana PPP protokol diencapsulated oleh IP protokol.
Saat ini beberapa vendor hardware router seperti Cisco, Shiva, Bay Networks sudah menambahkan kemampuan VPN dengan teknologi tunnelling pada hardware mereka.
2. Firewall
Sebagaimana layaknya suatu dinding, Firewall akan bertindak sebagai pelindung atau pembatas terhadap orang-orang yang tidak berhak untuk mengakses jaringan kita. Umumnya dua jaringan yang terpisah yang menggunakan Firewall yang sejenis, atau seorang remote user yang terhubung ke jaringan dengan menggunakan software client yang terenkripsi akan membentuk suatu VPN, meskipun media penghubung dari kedua jaringan tersebut atau penghubung antara remote user dengan jaringan tersebut adalah jaringan publik seperti Internet.
Suatu jaringan yang terhubung ke Internet pasti memiliki IP address (alamat Internet) khusus untuk masing-masing komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut. Apabila jaringan ini tidak terlindungi oleh tunnel atau firewall, IP address tadi akan dengan mudahnya dikenali atau dilacak oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan. Akibatnya data yang terdapat dalam komputer yang terhubung ke jaringan tadi akan dapat dicuri atau diubah. Dengan adanya pelindung seperti firewall, kita bisa menyembunyikan (hide) address tadi sehingga tidak dapat dilacak oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan.
Kemampuan firewall dalam penerapannya pada VPN
Defenisi VPN
Virtual Private Network atau Jaringan Pribadi Maya sesungguhnya sama dengan Jaringan Pribadi (Private Network/PN) pada umumnya, di mana satu jaringan komputer suatu lembaga atau perusahaan di suatu daerah atau negara terhubung dengan jaringan komputer dari satu grup perusahaan yang sama di daerah atau negara lain. Perbedaannya hanyalah pada media penghubung antar jaringan. Kalau pada PN, media penghubungnya masih merupakan milik perusahaan/grup itu sendiri, dalam VPN, media penghubungnya adalah jaringan publik seperti Internet.
Dalam VPN, karena media penghubung antar jaringannya adalah jaringan publik, diperlukan pengamanan dan pembatasan-pembatasan. Pengamanan diperlukan untuk menjaga agar tidak sebarang orang dari jaringan publik dapat masuk ke jaringan pribadi. Yang dikecualikan hanyalah orang-orang yang terdaftar atau terotentifikasi terlebih dahulu yang dapat masuk ke jaringan pribadi. Pembatasan diperlukan untuk menjaga agar tidak semua orang atau user dari jaringan pribadi dapat mengakses jaringan publik (internet).
Cara membentuk VPN
1. Tunnelling
Sesuai dengan arti tunnel atau lorong, dalam membentuk suatu VPN ini dibuat suatu tunnel di dalam jaringan publik untuk menghubungkan antara jaringan yang satu dan jaringan lain dari suatu grup atau perusahaan.yang ingin membangun VPN tersebut. Seluruh komunikasi data antarjaringan pribadi akan melalui tunnel ini, sehingga orang atau user dari jaringan publik yang tidak memiliki izin untuk masuk tidak akan mampu untuk menyadap, mengacak atau mencuri data yang melintasi tunnel ini. Ada beberapa metode tunelling yang umum dipakai, di antaranya: IPX To IP Tunnelling, atau PPP To IP Tunnelling
IPX To IP tunnelling biasa digunakan dalam jaringan VPN Novell Netware. Jadi dua jaringan Novell yang terpisah akan tetap dapat saling melakukan komunikasi data melalui jaringan publik Internet melalui tunnel ini tanpa kuatir akan adanya gangguan pihak ke-3 yang ingin mengganggu atau mencuri data. Pada IPX To IP tunnelling, paket data dengan protokol IPX (standar protokol Novell) akan dibungkus (encapsulated) terlebih dahulu oleh protokol IP (standar protokol Internet) sehingga dapat melalui tunnel ini pada jaringan publik Internet. Sama halnya untuk PPP To IP tunnelling, di mana PPP protokol diencapsulated oleh IP protokol.
Saat ini beberapa vendor hardware router seperti Cisco, Shiva, Bay Networks sudah menambahkan kemampuan VPN dengan teknologi tunnelling pada hardware mereka.
2. Firewall
Sebagaimana layaknya suatu dinding, Firewall akan bertindak sebagai pelindung atau pembatas terhadap orang-orang yang tidak berhak untuk mengakses jaringan kita. Umumnya dua jaringan yang terpisah yang menggunakan Firewall yang sejenis, atau seorang remote user yang terhubung ke jaringan dengan menggunakan software client yang terenkripsi akan membentuk suatu VPN, meskipun media penghubung dari kedua jaringan tersebut atau penghubung antara remote user dengan jaringan tersebut adalah jaringan publik seperti Internet.
Suatu jaringan yang terhubung ke Internet pasti memiliki IP address (alamat Internet) khusus untuk masing-masing komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut. Apabila jaringan ini tidak terlindungi oleh tunnel atau firewall, IP address tadi akan dengan mudahnya dikenali atau dilacak oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan. Akibatnya data yang terdapat dalam komputer yang terhubung ke jaringan tadi akan dapat dicuri atau diubah. Dengan adanya pelindung seperti firewall, kita bisa menyembunyikan (hide) address tadi sehingga tidak dapat dilacak oleh pihak-pihak yang tidak diinginkan.
Kemampuan firewall dalam penerapannya pada VPN
IP Hiding/Mapping
Kemampuan ini mengakibatkan IP address dalam jaringan
dipetakan atau ditranslasikan ke suatu IP address baru. Dengan demikian IP
address dalam jaringan tidak akan dikenali di Internet.
Privilege Limitation
Dengan kemampuan ini kita dapat membatasi para user dalam
jaringan sesuai dengan otorisasi atau hak yang diberikan kepadanya. Misalnya,
User A hanya boleh mengakses home page, user B boleh mengakses home page,
e-mail dan news, sedangkan user C hanya boleh mengakses e-mail.
Outside Limitation
Dengan kemampuan ini kita dapat membatasi para user dalam
jaringan untuk hanya mengakses ke alamat-alamat tertentu di Internet di luar
dari jaringan kita.
Inside Limitation
Kadang-kadang kita masih memperbolehkan orang luar untuk
mengakses informasi yang tersedia dalam salah satu komputer (misalnya Web
Server) dalam jaringan kita. Selain itu, tidak diperbolehkan, atau memang sama
sekali tidak dizinkan untuk mengakses seluruh komputer yang terhubung ke
jaringan kita.
Password and Encrypted Authentication
Beberapa user di luar jaringan memang diizinkan untuk masuk
ke jaringan kita untuk mengakses data dan sebagainya, dengan terlebih dahulu
harus memasukkan password khusus yang sudah terenkripsi.
3. Mengamankan saluran terbuka
Protokol TCP/IP merupakan protocol dalam set standar yang terbuka dalam pengiriman data, untuk itulah perlu dilakukan enkripsi dalam rangka penanganan keamanan data yang diterapkan pada protocol tersebut, yang meliputi:
A. Keamanan pada Lapisan Aplikasi
3. Mengamankan saluran terbuka
Protokol TCP/IP merupakan protocol dalam set standar yang terbuka dalam pengiriman data, untuk itulah perlu dilakukan enkripsi dalam rangka penanganan keamanan data yang diterapkan pada protocol tersebut, yang meliputi:
A. Keamanan pada Lapisan Aplikasi
1. SET (Secure
Electronics Transaction)
Menentukan bagaimana transaksi mengalir antara pemakai,
pedagang dan bank.
Menentukan fungsi keamanan : digital signature, hash dan
enkripsi.
Produk dari Mastercard dan VISA International.
2. Secure HTTP
Produk dari workgroup IETF, diimplementasikan pada webserver
mulai 1995.
Menentukan mekanisme kriptografi standar untuk
mengenkripsikan pengiriman data http
3. Pretty Good Privacy
(PGP)
Standarisasi RFC 1991
Membuat dan memastikan digital signature, mengenkripsi –
deskripsi dan mengkompresi data.
4. Secure MIME (S/MIME)
Standarisasi RFC 1521
MIME (Multipurpose Internet Mail Extension)
Menentukan cara menempelkan file untuk dikirim ke internet
dengan menggunakan metode hirarki dalm pendefenisian user remi dan sertfikat
digitalnya.
5. Cybercash
Standarisasi RFC 1898
Memproses kartu kredit di internet dengan mengenkripsi dan
menandatangani transaksi secara digital.
B. Keamanan dalam Lapisan Transport
6. SSL (Secure Socket
Layer)
Produk Netscape
Protocol yang menegoisasikan hubungan yang aman antara
client dan server, dengan menggunakan kunci enkripsi 40-bit.
C. Keamanan dalam Lapisan Network
IP security Protocol: melindungi protocol client IP pada
network layer.
IP Authentication header
IP Encapsulating Security protocol
Simple-key management for Internet protocol (SKIP)
Internet security Association and key management protocol
(ISAKMP)
Internet key management protocol (IKMP)
Refrensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar